JUMNATI, S.Pd.SD.
Kamis, 23 Januari 2014
Jumat, 15 November 2013
Senin, 28 Oktober 2013
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
A.
Judul
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
B.
Penulis
Nama :
Jumnati, S.Pd.SD.
Jabatan :
Guru Kelas IIISD Negeri 2 Sukajaya
No. Hp : 081322939383.
C.
Bidang
Kajian
Ilmu Pengetahuan Sosial
D.
Abstrak

Kata
Kunci: Aktivitas
dan Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing
Aktivitas
dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak,
Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam pembelajaran IPS tentang
materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, kurang mencapai
harapan, yang disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran kurang bervariatif.
Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Untuk menguji
efektivitas kedua model pembelajaran tersebut dalam rangka meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, menempuh prosedur penelitian tindakan kelas,
yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklusnya menempuh empat tahapan
berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
Melalui berbagai teknik dan instrumen pengumpul data, diperoleh hasil penelitian.
Untuk kemudian dilakukan pembahasan berdasarkan teknik yang telah ditetapkan.
Akhirnya diperoleh suatu simpulan guna menjawab pokok masalah penelitian.
Simpulan dimaksud sebagai berikut.
1. Langkah-langkah
penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang
materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, meliputi: (1)
menyusun rencana sesuai dengan ketentuan, (2) melaksanakan KBM sesuai dengan
rencana, (3) mengevaluasi kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan
pembelajaran, dan (4) menindaklanjuti hasilnya dengan cermat.
2. Peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan
setelah
digunakan kolaborasi penggunaan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, terjadi secara bertahap. Peningkatan aktivitas
belajar siswa secara bertahap tersebut ditunjukan dalam beberapa hal, seperti
partisipasi, minat, dan kemampuan melakukan presentasi. Demikian pun dengan
peningkatan hasil belajarnya, secara bertahap mampu ditunjukkan siswa dalam
memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
3. Penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS
tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan terbukti
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2
Sukajaya.
E.
Pendahuluan
a.
Latar
Belakang Masalah
Makna dan hakikat belajar diartikan
sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau
pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa
atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran
(pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar
bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya,
hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari
guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan
membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang
diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang
diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam
konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang
berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep.
Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses
pembelajaran tersebut.
Merunut Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa
setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses
pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif
dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum
menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu
penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang
sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih
kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru
sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke
arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap
proses pembelajaran IPS di SDNegeri 3 Cimerak diperoleh informasi bahwa selama
proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga
sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan
untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada
tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum,
teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat
menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah
sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu
membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS
merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki
pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi
siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru
kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk
bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk
diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian
Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat
dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 71,29 berada pada urutan ke-4
setelah Bahasa Indonesia (rata-rata 79,22), Ilmu Pengetahuan Alam (rata-rata
76,35), dan Matematika (rata-rata 74,12).
Terkait belum optimalnya hasil
belajar IPS siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya maka penulis berupaya untuk
menerapkan model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing
secara kolaborasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang
bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka
penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada
masalah seperti telah diuraikan di atas, yakni penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwinguntuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya pada mata
pelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan.
b.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, dapat dirumuskan tiga pokok masalah yang harus diungkap jawabannya
melalui penelitian tindakan kelas ini. Kedua pokok masalah tersebut dirumuskan
melalui dua pertanyaan berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah
menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing untuk meningkatkan
hasil belajar IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhanpada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar
siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang materi Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing?
3. Apakah penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdapat meningkatkan hasil
belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang
materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan?
c.
Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya pada mata pelajaran IPS tentang materi mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Secara khusus dari
tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan langkah-langkah
menggunakan kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing
untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang materi mengenal penggunaan uang
sesuai dengan kebutuhanpada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
2. Mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang
materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan
kolaborasi model Quantum Teaching dan
Snowball Throwing.
3. Mendeskripsikan penggunaan
kolaborasi model Quantum Teaching dan
Snowball Throwingdapat meningkatkan
hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS
tentang materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
d.
Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian
atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini,
maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut :
1.
Hasil
Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang
wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan
yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
2.
IPS
adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas, 2004).
3.
Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa
secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR
(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu
dengan kegiatan melempar pertanyaan seperti "melempar bola salju".
Jadi yang dimaksud dengan penggunaan
kolaborasi model Quantum Teaching dan
Snowball Throwing dalam pembelajaran
IPS adalah upaya guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPS secara
holistik, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa Kelas III SD
Negeri 2 Sukajaya.
F.
Kajian
Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis Tindakan
a.
Kajian
Teori
a)
Implementasi Model Quantum
Teachingdan Snowball Throwing
Kata Quantum sendiri
berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan
lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Dalam Quantum Teaching
bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia
kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan
materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan
bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan QuantumTeaching
kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan
pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California
mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas
intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal
lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang
deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal
yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan
rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh
imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang
memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran
otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis.
Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan
kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.
Prinsip dari Quantum
Teaching, yaitu:
1.
Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan
pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.
Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka
mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.
Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa
diperoleh banyak konsep.
4.
Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5.
Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi
pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan
memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Kerangka Rancangan Belajar Quantum
Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
1.
TUMBUHKAN.
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat Bagiku” (AMBAK), dan
manfaatkan kehidupan pelajar.
2.
ALAMI.
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3.
NAMAI.
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”.
4.
DEMONSTRASIKAN.
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”.
5.
ULANGI.
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan
memang tahu ini”.
6.
RAYAKAN.
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan
ilmu pengetahuan.
Secara aplikatif, model pembelajaran
Quantum Teaching dan Snowball Throwing bertalian erat dengan
teori belajar behavioristik dan teori perkembangannya Piaget. Pandangan
Behaviouristik, yang melahirkan Teori Belajar Koneksionisme dan Teori Belajar
Kondisioning. Teori belajar Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike berpendapat
bahwa belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan
respon. Bilamana terjadi koneksi antara R - S dan diikuti dengan keadaan yang
memuaskan, maka koneksi itu menjadi lebih kuat. Sebaliknya bila koneksi,
diikuti dengan keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan koneksi akan menjadi
berkurang (Hilgard dan Bower dalam TIM MKDK IKIP Semarang, 1990:110).
Hal lain yang mendasari pentingnya
penerapan model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing
adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni:
belajar mengetahui (learning to know),
belajar melakukan (learning to do),
belajar hidup bersama (learning to live
together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5).
Snowball artinya bola salju sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan
dapat diartikan melempar bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing sebagai berikut: 1)
guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) guru membentuk
kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan
penjelasan tentang materi, 3) masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru ke temannya, 4) masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,
untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di
jelaskan oleh ketua kelompok, 5) kertas tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah
siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut
secara bergiliran, 6) evaluasi, dan 7) penutup (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).
b) Hasil
Belajar IPS
Hasil belajar IPS adalah kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa
diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
b.
Kerangka Berpikir
Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing merupakan salah satu
wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPS. Melalui model
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, siswa dilibatkan
secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.
Serangkaian kegiatan penerapan
kolaborasi model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing
merupakan refleksi dari sistem Tandur yakni Tumbuhkan (memberikan apersepsi),
Alami (memasangkan kartu kata dan mengomentari salah satu negara ), Namai
(menyimpulkan materi), Demostrasikan (melakukan Snowball Throwing), Ulangi (merangkum materi dalam lagu), dan
Rayakan (memberi reward).
c.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah kalimat pernyataan
penelitian yang dihasilkan dari hasil kajian teoretis dunia pustaka. Pernyataan
ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian
(Purwadi Suhandini, 2000:7). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
dengan menerapkan model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwing
ada peningkatan hasil belajar IPS materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan pada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya. Adapun indikator
kinerjanya adalah sebagai berikut:
1.
Guru
terampil mengelola proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran
Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
2.
Terjadi
perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang
ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik dalam lembar observasi.
3.
85%
siswa kelas III SDNegeri 2 Sukajaya mengalami ketuntasan belajar dalam materi mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
G.
Metodologi Penelitian
a.
Subjek
Penelitian
Yang
menjadi subjek penelitianadalah siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012, yang
berjumlah 38 orang yang sedang menempuh semester 2 dalam pembelajaran mata
pelajaran matematika.
b.
Setting
Penelitian
Setting dalam penelitian ini
meliputi: tempat dan waktu penelitian, serta siklus PTK. Lebih jelasnya
mengenai hal itu, sebagai berikut.
a)
Tempat
Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya,
Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012.
Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan
proses pembelajaran mata pelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang
sesuai dengan kebutuhan.
b)
Waktu
Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. Penentuan
waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan
beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
c)
Siklus
PTK
PTK ini
dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa Kelas
III SD Negeri 2 Sukajayadalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan melalui penggunaan kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing.
d)
Sumber
Data
Sumber
data penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan kolabolator. Lebih
jelasnya, sebagai berikut.
1.
Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
Kelas III SD Negeri 2 Sukajayadalam pembelajaran IPS tentang materi mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwing.
2.
Guru
Untuk melihat keberhasilan tingkat implementasi
pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III
SD Negeri 2 Sukajaya.
3.
Teman
Sejawat dan Kolabolator
Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan
sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik
dari sisi siswa maupun guru.
e)
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah
tes, observasi, wawancara, dan diskusi.
1. Tes
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
2. Observasi
dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang
materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
3. Wawancara
dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III
SD Negeri 2 Sukajaya.
4. Diskusi
antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
f)
Instrumen
Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data penelitian ini
meliputi lembar tes, lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar diskusi.
g)
Teknik
Analisis Data
Data
yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK
dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil
belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2. Aktivitas
siswa dalam PBM: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3. Implementasi
pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, dengan cara menganalisis tingkat
keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang
berhasil, dan tidak berhasil.
h)
Prosedur
Penelitian
Alur
penelitian ini menempuh prosedur penelitian tindakan kelas, yang berupa siklus
perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara kolaborasi antara guru pelaksana
tindakan, teman sejawat dan kolabolator, serta siswa. Dalam setiap siklusnya,
terdapat empat tahapan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi.
H.
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
a.
Hasil
Penelitian
Siklus
I
Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar IPS tentang mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang
disajikan dengan menggunakan kolaborasi model model pembelajaran Quantum
Teaching dan Snowball Throwingpada
siklus I, cukup memberi dampak yang terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswaKelas III SD Negeri 2 Sukajaya. Meski
demikian, pengamat menilai dan mencatat beberapa hal, seperti berikut.
1. Aktivitas
guru dan siswa pada tahap kegiatan awal, tampak ada kesan kaku. Hal ini disebabkan
oleh karena mereka belum terbiasa dalam memulai kegiatan pembelajaran seperti
itu.
2. Motivasi
yang diberikan guru, cukup menyentuh perasaan siswa. Hal ini tampak dari
semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Sebagian
besar waktu pada kegiatan inti, lebih banyak digunakan guru untuk membimbing
dan mengarahkan siswa agar berlaku sebagaimana yang diharapkan.
4. Sebagian
besar siswa kurang aktif dalam setiap tahapan belajar. Hal ini karena mereka
belum terbiasa dengan kondisi yang diinginkan.
5. Peran
fasilitator dan mediator masih kurang dilakukan secara profesional oleh guru.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan guru terhadap tugasnya ini dalam
kondisi pembelajaran yang diinginkan pada kedua model pembelajaran yang
dikolaborasikan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Atas
dasar itu terhadap kemampuan guru, pengamat memberikan penilaian seperti yang
tertuang pada tabel berikut.
Tabel
4.1
Kemampuan
Guru
dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1
No.
|
Indikator Kemampuan
|
Nilai
|
|
Kuantitas
|
Kualitas
|
||
1
|
Kemampuan menguasai kondisi awal pembelajaran
|
58
|
Cukup
Mampu
|
2
|
Kemampuan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
|
58
|
Cukup
Mampu
|
3
|
Kemampuan memotivasi siswa di awal
pembelajaran.
|
58
|
Cukup
Mampu
|
4
|
Kemampuan mengondisikan siswa untuk mengikuti
kegiatan inti pembelajaran.
|
59
|
Cukup
Mampu
|
5
|
Kemampuan menyajikan materi pembelajaran
|
57
|
Cukup
Mampu
|
6
|
Kemampuan bertanya kepada siswa dan menjawab
pertanyaan dari siswa.
|
65
|
Cukup
Mampu
|
7
|
Kemampuan membimbing dan mengarahkan siswa
dalam belajar.
|
62
|
Cukup
Mampu
|
8
|
Kemampuan membahas tugas.
|
63
|
|
9
|
Kemampuan memberikan penghargaan kepada siswa
yang unggul dalam kemampuan memenuhi tuntutan pembelajaran.
|
65
|
Cukup
Mampu
|
10
|
Kemampuan memberi simpulan sehubungan dengan
materi pembelajaran yang telah disampaikan kepada siswa.
|
60
|
Cukup
Mampu
|
11
|
Kemampuan melaksanakan evaluasi dan mengawasi
jalannya evaluasi.
|
67
|
Cukup
Mampu
|
12
|
Kemampuan memberikan bahan tindak lanjut.
|
59
|
Cukup
Mampu
|
13
|
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran.
|
63
|
Cukup
Mampu
|
Jumlah
|
794
|
|
|
Rata-rata
|
61,1
|
|
Keterangan
:
Nilai 76, 00 - 100,00,
berarti mampu
Nilai 56,00 - 75,00, berarti cukup mampu
Nilai 26,00 - 55,00, berarti kurang mampu
Nilai 1,00 - 25,00,
berarti tidak mampu
Di
samping menilai kemampuan guru, pengamat pun menilai aktivitas belajar siswa,
baik dilihat dariminat, perhatian, partisipasi, maupun persentasi, seperti
tertuang pada tabel berikut
Tabel 4.2 Akltivitas
Siswadalam Mengikuti Pembelajaran Siklus 1
No.
|
Subjek
|
Minat
|
Perhatian
|
Partisipasi
|
Presentasi
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Subjek 01
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
2
|
Subjek 02
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
3
|
Subjek 03
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
4
|
Subjek 04
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
5
|
Subjek 05
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
6
|
Subjek 06
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
7
|
Subjek 07
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
8
|
Subjek 08
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
9
|
Subjek 09
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
10
|
Subjek 10
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
11
|
Subjek 11
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
12
|
Subjek 12
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
13
|
Subjek 13
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
14
|
Subjek 14
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
15
|
Subjek 15
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
16
|
Subjek 16
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
17
|
Subjek 17
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
18
|
Subjek 18
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
19
|
Subjek 19
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
20
|
Subjek 20
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
21
|
Subjek 21
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
22
|
Subjek 22
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
23
|
Subjek 23
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
24
|
Subjek 24
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
25
|
Subjek 25
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
26
|
Subjek 26
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
27
|
Subjek 27
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
Keterangan:
Nilai 4 : Baik
Nilai 3 : Cukup Baik
Nilai 2 : Kurang Baik
Nilai 1 : Tidak Baik
Selain itu, hasil
belajar siswa pada siklus I pun mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi
karena adanya perubahan pada aktivitas belajar siswa. Berdasarkan evaluasi
siklus I, diperoleh nilai hasil belajar siswa seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
No.
|
Nama Siswa
|
Sesudah PTK Siklus 1
|
||
Tuntutan 1
|
Tuntutan 2
|
NK
|
||
1
|
Subjek 01
|
20
|
49
|
69
|
2
|
Subjek 02
|
18
|
42
|
70
|
3
|
Subjek 03
|
17
|
43
|
70
|
4
|
Subjek 04
|
16
|
52
|
68
|
5
|
Subjek 05
|
20
|
50
|
70
|
6
|
Subjek 06
|
20
|
55
|
75
|
7
|
Subjek 07
|
18
|
50
|
68
|
8
|
Subjek 08
|
15
|
46
|
61
|
9
|
Subjek 09
|
20
|
65
|
85
|
10
|
Subjek 10
|
20
|
40
|
60
|
11
|
Subjek 11
|
19
|
51
|
70
|
12
|
Subjek 12
|
15
|
43
|
58
|
13
|
Subjek 13
|
20
|
56
|
76
|
14
|
Subjek 14
|
23
|
66
|
89
|
15
|
Subjek 15
|
13
|
42
|
55
|
16
|
Subjek 16
|
13
|
44
|
57
|
17
|
Subjek 17
|
13
|
55
|
58
|
18
|
Subjek 18
|
24
|
66
|
90
|
19
|
Subjek 19
|
14
|
43
|
57
|
20
|
Subjek 20
|
13
|
47
|
60
|
21
|
Subjek 21
|
14
|
43
|
57
|
22
|
Subjek 22
|
13
|
47
|
60
|
23
|
Subjek 23
|
20
|
49
|
69
|
24
|
Subjek 24
|
18
|
42
|
70
|
25
|
Subjek 25
|
17
|
43
|
70
|
26
|
Subjek 26
|
16
|
52
|
68
|
27
|
Subjek 27
|
20
|
50
|
70
|
Pada
tabel di atas, diketahui keseluruhan siswa memperoleh nilai hasil belajar lebih
dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu nilai 55.
Untuk
mengetahui keberhasilan pembelajaran siklus I, telah dilakukan refleksi terhadap kinerja guru dan siswa, yang
dilakukan secara kolaborasi antara guru pelaksana tindakan dan pengamat. Adapun hasilnya, sebagai berikut.
1. Kemampuan
guru dalam mengelola proses pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan
uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwingpada siklus I, dinilai cukup baik. Bahkan lebih baik
dari sebelumnya.
2. Aktivitas
belajar siswa dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran IPS tentang materi
ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan
menggunakan kolaborasi model
Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada siklus I, sedikit
banyaknya sudah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Meski belum sebaik yang diharapkan, hal ini dapat dimaklumi karena mereka
kurang terbiasa mengikuti proses belajar seperti ini. Dari 27 orang siswa, yang
sebelumnya diketahui ada 20 orang yang tidak partisipasi, tidak berminat, tidak
perhatian, dan tidak bermotivasi meningkat menjadi kurang partisipasi, kurang
berminat, kurang perhatian, dan kurang mampu presentasi. Sementara itu, 7 orang
siswa lainnya yang sebelumnya diketahui kurang partisipasi, kurang berminat,
kurang perhatian, dan kurang bermotivasi menjadi cukup partisipasi, cukup
berminat, cukup perhatian, dan cukup mampu presentasi.
3. Dari
27 orang siswa baru diketahui ada 20 orang (63,15%) yang dinyatakan cukup mampu
memenuhi setiap tuntutan pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing. Sementara itu, selebihnya dari mereka, yakni
7 orang siswa (36,85%) dinyatakan kurang mampu memenuhi tuntutan tersebut.
4. Belum
tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih
disebabkan karena masing-masing belum terbiasa dengan langkah-langkah kegiatan belajar
mengajar berdasarkan tuntutan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing. Itu
sebabnya, masih ada beberapa orang siswa yang dinilai kurang mampu memenuhi setiap
tuntutan pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada PTK siklus
II, akan diupayakan hal-hal berikut.
1) Persiapan
guru harus ditingkatkan, terutama dalam memahami langkah-langkah pengelolaan
proses pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai
dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing.
2) Guru
harus mampu mempertahankan dan meningkatkan hal-hal yang sudah cukup baik dalam
mengelola proses pembelajaran siklus I. Guru harus mampu meningkatkan
partisipasi, minat, perhatian, dan kemampuan siswa dalam presentasi. Hal-hal
yang dianjurkan untuk itu, di antaranya mengaktifkan siswa melalui tanya jawab,
pemberian tugas secara kelompok, pemberian penghargaan dan sanksi kepada siswa
yang layak untuk mendapatkannya.
3) Kinerja
siswa meski meningkat, tetapi belum mencapai harapan, baik dilihat dari
partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan presentasi. Hal ini lebih
disebabkan oleh karena siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah belajar berdasarkan
tuntutan kolaborasi model
pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Atas
dasar itu, kepada siswa disarankan agar siklus II mulai membiasakan diri dengan
langkah-langkah belajar yang diinginkan, dengan mengikuti secara
sungguh-sungguh tentang apa yang dianjurkan oleh guru. Selain itu, siswa pun
harus:
(1) miliki
persiapan fisik dan mental, agar dapat berkonsentrasi pada
langkah-langkah belajar yang akan dijelaskan guru;
(2) bertanya
kepada guru apabila ada di antara langkah-langkah belajar yang kurang dan atau
belum dipahami dengan baik;
(3) belajar
secara sungguh-sungguh, yang ditunjukkan dengan cara berpartisipasi secara
aktif, pusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari, minat dan motivasi
belajar terus tingkatkan dengan cara fokus pada tujuan yang ingin dicapai
setelah mengikuti proses pembelajaran;
(4) selain
itu, berusaha untuk mencapai penghargaan yang akan diberikan guru, dan takutlah
dengan sanksi yang akan diberikannya apabila kurang baik dalam proses dan hasil
belajar;
(5) saling
belajar dengan baik, karena masing-masing memiliki kelebihan yang sangat
diperlukan oleh yang lain;
(6) berjiwa lapanglah dalam memberi dan menerima
masukan yang ditujukan untuk kebaikan.
Siklus II
Pelaksanaan
pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwingdidasarkan pada
hasil refleksi siklus I. Ketentuan ini dapat diikuti dengan baik oleh guru
maupun siswa.
Pada siklus II ini tidak lagi terlihat adanya siswa yang tinggal diam tidak
turut ambil bagian dalam pembelajaran. Banyak siswa yang sebelumnya enggan
untuk bertanya sehubungan dengan kekurangpahamannya terhadap materi yang
dipelajari, hal ini tidak lagi terjadi. Adanya perubahan aktivitas belajar
siswa pada siklus II ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan guru. Hal ini
dapat diketahui dari catatan dan hasil penilaian pengamat, seperti rincian
berikut.
1.
Aktivitas guru dan siswa pada tahap
kegiatan awal, mulai terbiasa dengan langkah-langkah prapembelajaran IPS
tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang
disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing. Guru dan siswa sudah tidak merasa kaku lagi,
sehingga kegiatan awal dapat berlangsung cukup baik dari sebelumnya (kegiatan
awal pada PTK siklus 1).
2.
Guru cukup berhasil memotivasi siswa,
dengan cara akan memberikan penghargaan (reward)
bagi siapa saja di antara siswanya yang berhasil mencapai hasil belajar lebih
baik, dan kepada siswa yang kurang berhasil akan diberikan sanksi berupa
pemberian tugas individu yang akan ditentukan nanti setelah proses pembelajaran
siklus II berlangsung. Melalui upaya tersebut, ada perubahan pada sikap siswa
yang ditunjukkan oleh partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan melakukan
presentasi pada tahap pratindakan.
3.
Pada kegiatan inti siklus II, peran guru
dan siswa sudah cukup mengenai sasaran. Guru tidak lagi menghabiskan waktu
untuk menyajikan materi, melainkan lebih banyak membimbing dan mengarahkan
siswa pada proses belajar yang sebenarnya dalam memenuhi tuntutan pembelajaran.
Demikian pun dengan proses belajar siswa, tampak lebih baik dari sebelumnya,
yang ditunjukkan oleh partisipasi masing-masing, perhatian terhadap penjelasan
guru dan tugas, minat dan kemampuan melakukan presentasi. Tidak diketahui lagi
adanya siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses
pembelajaran. Dari yang sebelumnya segan untuk bertanya kepada guru, pada
siklus II sudah mulai banyak siswa yang berani bertanya kepada guru,
terutama tentang cara-cara memenuhi
tuntutan pembelajaran.
4.
Terhadap siswa yang mengalami kesulitan
dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, guru memberikan jalan keluar
dengan cara memahamkan siswa pada tuntutan tersebut. Sebelum siswa dapat keluar
dari kesulitannya, guru belum beranjak dari tempat duduk siswa yang
bersangkutan. Tindakan ini, disambut dengan baik oleh siswa, dan karena itu
pula yang bersangkutan dapat belajar lebih baik dalam suasana yang
menyenangkan.
5.
Guru sudah mampu menebar pandangan
kepada seluruh siswa, yang ditunjukkan oleh perhatiannya pada siapa saja yang
menghadapi kesulitan dalam memenuhi tuntutan pembelajaran, maka segeralah ia
membantu mencarikan jalan keluarnya hingga lepas dari kesulitan tersebut.
6.
Saat siswa sedang memenuhi tuntutan
pembelajaran, guru berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa. Oleh
karena itu, proses belajar siswa tampak lebih menyenangkan daripada sebelumnya.
Melengkapi
catatan hasil pengamatan di atas, pada tabel berikut ini disertakan penilaian pengamat
terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses IPS tentang materi ajar Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing.
Tabel
4.4
Kemampuan
Guru
dalam Mengelola Pembelajaran
Siklus II
No.
|
Indikator Kemampuan
|
Nilai
|
|
Kuantitas
|
Kualitas
|
||
1
|
Kemampuan menguasai kondisi awal pembelajaran
|
74
|
Cukup
Mampu
|
2
|
Kemampuan menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
|
75
|
Cukup
Mampu
|
3
|
Kemampuan memotivasi siswa di awal
pembelajaran.
|
70
|
Cukup
Mampu
|
4
|
Kemampuan mengondisikan siswa untuk mengikuti
kegiatan inti pembelajaran.
|
72
|
Cukup
Mampu
|
5
|
Kemampuan menyajikan materi pembelajaran
|
73
|
Cukup
Mampu
|
6
|
Kemampuan bertanya kepada siswa dan menjawab
pertanyaan dari siswa.
|
74
|
Cukup
Mampu
|
7
|
Kemampuan membimbing dan mengarahkan siswa
dalam belajar.
|
71
|
Cukup
Mampu
|
8
|
Kemampuan membahas tugas.
|
72
|
Cukup
Mampu
|
9
|
Kemampuan memberikan penghargaan kepada siswa
yang unggul dalam kemampuan memenuhi tuntutan pembelajaran.
|
75
|
Cukup
Mampu
|
10
|
Kemampuan memberi simpulan sehubungan dengan
materi pembelajaran yang telah disampaikan kepada siswa.
|
74
|
Cukup
Mampu
|
11
|
Kemampuan melaksanakan evaluasi dan mengawasi
jalannya evaluasi.
|
73
|
Cukup
Mampu
|
12
|
Kemampuan memberikan bahan tindak lanjut.
|
72
|
Cukup
Mampu
|
13
|
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran.
|
75
|
Cukup
Mampu
|
Jumlah
|
950
|
|
|
Rata-rata
|
73,1
|
|
Keterangan
:
Nilai 76, 00 - 100,00, berarti mampu
Nilai 56,00 -
75,00, berarti cukup mampu
Nilai 26,00 -
55,00, berarti kurang mampu
Nilai 1,00
- 25,00, berarti tidak mampu
Bukan
saja guru yang dinilai kemampuannya, tetapi juga siswa dalam mengikuti jalannya
proses pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai
dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing,
baik dilihat dari minat, perhatian, partisipasi, maupun kemampuan melakukan
presentasi, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel
4.5
Aktivitas Siswa
dalam Mengikuti Pembelajaran
Siklus II
No.
|
Subjek
|
Minat
|
Perhatian
|
Partisipasi
|
Presentasi
|
||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Subjek 01
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
2
|
Subjek 02
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
3
|
Subjek 03
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
4
|
Subjek 04
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
5
|
Subjek 05
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
6
|
Subjek 06
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
7
|
Subjek 07
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
8
|
Subjek 08
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
9
|
Subjek 09
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
10
|
Subjek 10
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
11
|
Subjek 11
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
12
|
Subjek 12
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
13
|
Subjek 13
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
14
|
Subjek 14
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
15
|
Subjek 15
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
16
|
Subjek 16
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
17
|
Subjek 17
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
18
|
Subjek 18
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
19
|
Subjek 19
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
20
|
Subjek 20
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
21
|
Subjek 21
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
22
|
Subjek 22
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
23
|
Subjek 23
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
24
|
Subjek 24
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
25
|
Subjek 25
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
26
|
Subjek 26
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
27
|
Subjek 27
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
Keterangan:
Nilai 4 : Baik
Nilai 3 : Cukup Baik
Nilai 2 : Kurang Baik
Nilai 1 : Tidak Baik
Selain itu, melalui evaluasi
pembelajaran siklus II dapat diketahui nilai kemampuan untuk masing-masing
siswa. Dari
27 orang siswa diketahui ada 24 orang (91,17%) yang dinyatakan mampu memenuhi
tuntutan pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai
dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing.
Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 3
orang siswa (8,03%) dinyatakan masih cukup mampu. Adanya nilai yang diperoleh masing-masing
siswa pada siklus II, tampak seperti pada tabel berikut.
Tabel
4.6
Nilai
Hasil Belajar Siswa pada Siklua II
No.
|
Subjek
|
Sesudah PTK Siklus II
|
||
Tuntutan 1
|
Tuntutan 2
|
NK
|
||
1
|
Subjek 01
|
23
|
52
|
75
|
2
|
Subjek 02
|
21
|
54
|
75
|
3
|
Subjek 03
|
20
|
58
|
78
|
4
|
Subjek 04
|
19
|
56
|
75
|
5
|
Subjek 05
|
20
|
60
|
80
|
6
|
Subjek 06
|
20
|
59
|
79
|
7
|
Subjek 07
|
18
|
60
|
78
|
8
|
Subjek 08
|
19
|
56
|
75
|
9
|
Subjek 09
|
24
|
63
|
87
|
10
|
Subjek 10
|
22
|
41
|
63
|
11
|
Subjek 11
|
18
|
52
|
70
|
12
|
Subjek 12
|
19
|
59
|
78
|
13
|
Subjek 13
|
25
|
69
|
94
|
14
|
Subjek 14
|
25
|
67
|
92
|
15
|
Subjek 15
|
14
|
49
|
63
|
16
|
Subjek 16
|
14
|
56
|
70
|
17
|
Subjek 17
|
14
|
55
|
69
|
18
|
Subjek 18
|
19
|
56
|
75
|
19
|
Subjek 19
|
17
|
62
|
79
|
20
|
Subjek 20
|
20
|
60
|
80
|
21
|
Subjek 21
|
14
|
50
|
64
|
22
|
Subjek 22
|
20
|
60
|
80
|
23
|
Subjek 23
|
23
|
52
|
75
|
24
|
Subjek 24
|
21
|
54
|
75
|
25
|
Subjek 25
|
20
|
58
|
78
|
26
|
Subjek 26
|
19
|
56
|
75
|
27
|
Subjek 27
|
20
|
60
|
80
|
Berdasarkan
hasil refleksi siklus II, dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan IPS
tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang
disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwingdi siklus
II.Adapun hasilnya, sebagai berikut.
1. Kemampuan
guru dalam mengelola proses IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang
sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwingpada
siklus II, diketahui lebih baik dari siklus sebelumnya. Peningkatan kemampuan guru
tersebut ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi serta menindaklanjuti
hasilnya. Berdasarkan hasil penilaian pengamat, diperoleh rata-rata nilai cukup
mampu untuk masing-masing tahap dalam proses pembelajaran tersebut.
2. Aktivitas
belajar siswa dalam mengikuti proses IPS tentang materi ajar Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan
kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwingpada
siklus II, diketahui lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal ini diketahui dari
partisipasi, minat, perhatian, dan kemampuan melakukan presentasi pada masing-masing
siswa yang sebelumnya (pada siklus I) banyak yang kurang partisipasi, kurang berminat,
kurang perhatian, dan kurang mampu presentasi setelah mengikuti proses pembelajaran
IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang
disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwingsiklus
II meningkat pada kategori ketiga dan keempat. Dari 27 orang siswa, diketahui
ada 25 orang (81,57%) yang sebelumnya kurang partisipasi, kurang berminat, kurang
perhatian, dan kurang mampu presentasi meningkat menjadi cukup partisipasi, cukup
berminat, cukup perhatian, dan cukup bermotivasi. Sementara itu, 7 orang siswa (18,43%)
lainnya yang sebelumnya diketahui cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian,
dan cukup mampu presentasi menjadi mampu berpartisipasi, minatnya lebih tinggi,
mampu memperhatikan, dan lebih mampu presentasi. Perubahan tersebut didasarkan
pada hasil penilaian pengamat, seperti tertuang pada tabel 4.5.
3. Dari
27 orang siswa diketahui secara keseluruhan dinyatakan tuntas.
4. Cukup
tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih
disebabkan karena masing-masing sudah terbiasa dengan langkah-langkah belajar mengajar
IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan langkah-langkah kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing.
b.
Pembahasan
Setelah melakukan penelitian dan
menganalisis hasilnya, terbuktilah bahwa penggunaan kolaborasi model Quantum
Teaching dan Snowball Throwingdalam pembelajaran IPS tentang materi
ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhandapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa tidak saja terjadi pada siklus II tetapi pada siklus I pun seluruh siswa
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
Meningkatnya aktivitas belajar siswa
pada siklus I ditandai oleh partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan
melakukan presentasi. Itu sebabnya, hasil belajar masing-masing siswa pada
siklus I mencapai kriteria ketuntasan minimal. Namun, hasil tersebut masih
dianggap kurang memuaskan bagi guru dan juga siswa. Atas dasar itu, maka
dilaksanakan kembali siklus II. Adanya
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I,
tidak terlepas dari meningkatnya eksistensi kemampuan guru dalam mengelola proses
pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan
kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwing.
Peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa kembali terjadi pada proses pembelajaran IPS
tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang
disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching
dan Snowball Throwingsiklus
II. Partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan siswa dalam melakukan
presentasi pada siklus II ini, jauh lebih baik daripada siklus I. Sehingga
hasil belajarnya pun turut meningkat lebih baik. Bahkan keseluruhan siswa
perolehan nilainya melebihi nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan. Hal ini pun tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan hasil usaha
guru.
Dengan demikian, penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball
Throwing
dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai
dengan kebutuhanuntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III
SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, dinyatakan berakhir
pada siklus II. Hal ini karena baik guru maupun siswa sudah merasa puas dengan
peningkatan yang terjadi pada siklus II.
I.
Simpulan
Setelah melakukan serangkaian
kegiatan hingga diperoleh data dan kemudian dibahas, akhirnya dapat diambil
suatu simpulan untuk menjawab setiap pokok masalah yang diajukan dalam
penelitian ini. Simpulan dimaksud, sebagai berikut.
1. Langkah-langkah
penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwinguntuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajayadalam pembelajaran IPS tentang
materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, meliputi: (1)
menyusun rencana sesuai dengan ketentuan, (2) melaksanakan KBM sesuai dengan
rencana, (3) mengevaluasi kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan
pembelajaran, dan (4) menindaklanjuti hasilnya dengan cermat.
2. Peningkatan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi penggunaan
model Quantum Teaching dan Snowball Throwing,
terjadi secara bertahap. Peningkatan aktivitas belajar siswa secara
bertahap tersebut ditunjukan dalam beberapa hal, seperti partisipasi, minat,
dan kemampuan melakukan presentasi. Demikian pun dengan peningkatan hasil
belajarnya, secara bertahap mampu ditunjukkan siswa dalam memenuhi setiap
tuntutan pembelajaran.
3. Penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS
tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan terbukti
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2
Sukajaya.
J.
Daftar
Pustaka
Bobbi DePorter. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas.
2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta:
Depdiknas.
....
2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar, dan
MI. Jakarta: Depdiknas.
......2006.
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas.
Indra
Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif.
Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
Nana
Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Purwadi
Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNES.
Puskur
Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif.
(www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007.
Supardi,
Suharsimi Arikunto, Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yakarta: Bumi
Aksara.
Tim
MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
Tintin
Heryatin. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum dalam Mata Pelajaran
Bahasa Inggris dalam Rangka Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah. Hasil
Penelitian. (http://pps.upi.edu/org/ abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk04.html).
update 28 Agustus 2007.
Zainal
Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
Langganan:
Postingan (Atom)