Senin, 28 Oktober 2013

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing



A.    Judul
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
B.     Penulis
Nama                   : Jumnati, S.Pd.SD.
Jabatan                : Guru Kelas IIISD Negeri 2 Sukajaya
No. Hp                  : 081322939383.
C.    Bidang Kajian
Ilmu Pengetahuan Sosial
D.    Abstrak

ABSTRAK

Kata Kunci: Aktivitas dan Hasil Belajar, Pembelajaran IPS, Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing
Aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, kurang mencapai harapan, yang disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran kurang bervariatif. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Untuk menguji efektivitas kedua model pembelajaran tersebut dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, menempuh prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklusnya menempuh empat tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Melalui berbagai teknik dan instrumen pengumpul data, diperoleh hasil penelitian. Untuk kemudian dilakukan pembahasan berdasarkan teknik yang telah ditetapkan. Akhirnya diperoleh suatu simpulan guna menjawab pokok masalah penelitian. Simpulan dimaksud sebagai berikut.
1.      Langkah-langkah penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, meliputi: (1) menyusun rencana sesuai dengan ketentuan, (2) melaksanakan KBM sesuai dengan rencana, (3) mengevaluasi kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, dan (4) menindaklanjuti hasilnya dengan cermat.
2.      Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan

setelah digunakan kolaborasi penggunaan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, terjadi secara bertahap. Peningkatan aktivitas belajar siswa secara bertahap tersebut ditunjukan dalam beberapa hal, seperti partisipasi, minat, dan kemampuan melakukan presentasi. Demikian pun dengan peningkatan hasil belajarnya, secara bertahap mampu ditunjukkan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
3.      Penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
E.     Pendahuluan
a.      Latar Belakang Masalah
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Merunut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran IPS di SDNegeri 3 Cimerak diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Upaya untuk membangkitkan motivasi siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS sudah dilakukan guru kelas dengan berbagai macam cara, seperti memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan mengemukakan gagasan, serta mendesain pembelajaran dalam bentuk diskusi kelompok. Namun demikian, hasil pembelajaran IPS pada Ulangan Harian Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 belum begitu memuaskan. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai IPS yang hanya 71,29 berada pada urutan ke-4 setelah Bahasa Indonesia (rata-rata 79,22), Ilmu Pengetahuan Alam (rata-rata 76,35), dan Matematika (rata-rata 74,12).
Terkait belum optimalnya hasil belajar IPS siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing secara kolaborasi sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada masalah seperti telah diuraikan di atas, yakni penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwinguntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya pada mata pelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
b.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan tiga pokok masalah yang harus diungkap jawabannya melalui penelitian tindakan kelas ini. Kedua pokok masalah tersebut dirumuskan melalui dua pertanyaan berikut.
1.   Bagaimana langkah-langkah menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhanpada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya?
2.   Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing?
3.   Apakah penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan?


c.       Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya pada mata pelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan melalui kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Secara khusus dari tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Mendeskripsikan langkah-langkah menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhanpada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
2.      Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
3.      Mendeskripsikan penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam pembelajaran IPS tentang materi Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
d.      Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian atau salah tafsir tentang makna istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional sebagai berikut :
1.      Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
2.      IPS adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial serta berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia (Depdiknas, 2004).
3.      Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif, baik segi fisik, mental, dan emosionalnya dengan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) yang diramu dengan kegiatan melempar pertanyaan seperti "melempar bola salju".
Jadi yang dimaksud dengan penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS adalah upaya guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran IPS secara holistik, baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
F.     Kajian Teori, Kerangka Pikir, dan Hipotesis Tindakan
a.      Kajian Teori
a)      Implementasi Model Quantum Teachingdan Snowball Throwing
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.
Dengan QuantumTeaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.
Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:
1.      Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2.      Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.      Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4.      Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5.      Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.
Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
1.      TUMBUHKAN. Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat Bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar.
2.      ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3.      NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”.
4.      DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”.
5.      ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”.
6.      RAYAKAN. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Secara aplikatif, model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing bertalian erat dengan teori belajar behavioristik dan teori perkembangannya Piaget. Pandangan Behaviouristik, yang melahirkan Teori Belajar Koneksionisme dan Teori Belajar Kondisioning. Teori belajar Koneksionisme dengan tokohnya Thorndike berpendapat bahwa belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Bilamana terjadi koneksi antara R - S dan diikuti dengan keadaan yang memuaskan, maka koneksi itu menjadi lebih kuat. Sebaliknya bila koneksi, diikuti dengan keadaan yang tidak memuaskan, maka kekuatan koneksi akan menjadi berkurang (Hilgard dan Bower dalam TIM MKDK IKIP Semarang, 1990:110).
Hal lain yang mendasari pentingnya penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5).
Snowball artinya bola salju sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing sebagai berikut: 1) guru menyampaikan materi yang akan disajikan, 2) guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, 3) masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru ke temannya, 4) masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menulis satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah di jelaskan oleh ketua kelompok, 5) kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama kurang lebih 5 menit. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa tersebut untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergiliran, 6) evaluasi, dan 7) penutup (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).
b)     Hasil Belajar IPS
Hasil belajar IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.

b.      Kerangka Berpikir
Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPS. Melalui model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.
Serangkaian kegiatan penerapan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing merupakan refleksi dari sistem Tandur yakni Tumbuhkan (memberikan apersepsi), Alami (memasangkan kartu kata dan mengomentari salah satu negara ), Namai (menyimpulkan materi), Demostrasikan (melakukan Snowball Throwing), Ulangi (merangkum materi dalam lagu), dan Rayakan (memberi reward).
c.       Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari hasil kajian teoretis dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian (Purwadi Suhandini, 2000:7). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing ada peningkatan hasil belajar IPS materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan pada siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya. Adapun indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:
1.      Guru terampil mengelola proses pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
2.      Terjadi perubahan sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang ditandai dengan aktivitas siswa minimal baik dalam lembar observasi.
3.      85% siswa kelas III SDNegeri 2 Sukajaya mengalami ketuntasan belajar dalam materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
G.    Metodologi Penelitian
a.      Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitianadalah siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012, yang berjumlah 38 orang yang sedang menempuh semester 2 dalam pembelajaran mata pelajaran matematika.
b.      Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: tempat dan waktu penelitian, serta siklus PTK. Lebih jelasnya mengenai hal itu, sebagai berikut.
a)      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, Tahun Pelajaran 2011/2012. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran mata pelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
b)     Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.

c)      Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajayadalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan melalui penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.

d)     Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa, guru, teman sejawat dan kolabolator. Lebih jelasnya, sebagai berikut.
1.      Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajayadalam pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
2.      Guru
Untuk melihat keberhasilan tingkat implementasi pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
3.      Teman Sejawat dan Kolabolator
Teman sejawat dan kolabolator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
e)      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, dan diskusi.
1.      Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
2.      Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas  belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.
3.      Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdalam meningkatkan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
4.      Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk merefleksi hasil siklus PTK.
f)       Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data penelitian ini meliputi lembar tes, lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar diskusi.
g)      Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1.    Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata hasil evaluasi pada setiap siklus. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
2.    Aktivitas siswa dalam PBM: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam PBM. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah.
3.    Implementasi pembelajaran IPS tentang materi mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, dengan cara menganalisis tingkat keberhasilan, kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil.
h)     Prosedur Penelitian
Alur penelitian ini menempuh prosedur penelitian tindakan kelas, yang berupa siklus perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara kolaborasi antara guru pelaksana tindakan, teman sejawat dan kolabolator, serta siswa. Dalam setiap siklusnya, terdapat empat tahapan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
H.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
a.      Hasil Penelitian
Siklus I
       Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar IPS tentang mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwingpada siklus I, cukup memberi dampak yang terhadap aktivitas dan hasil belajar siswaKelas III SD Negeri 2 Sukajaya. Meski demikian, pengamat menilai dan mencatat beberapa hal, seperti berikut.
1.      Aktivitas guru dan siswa pada tahap kegiatan awal, tampak ada kesan kaku. Hal ini disebabkan oleh karena mereka belum terbiasa dalam memulai kegiatan pembelajaran seperti itu.
2.      Motivasi yang diberikan guru, cukup menyentuh perasaan siswa. Hal ini tampak dari semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
3.      Sebagian besar waktu pada kegiatan inti, lebih banyak digunakan guru untuk membimbing dan mengarahkan siswa agar berlaku sebagaimana yang diharapkan.
4.      Sebagian besar siswa kurang aktif dalam setiap tahapan belajar. Hal ini karena mereka belum terbiasa dengan kondisi yang diinginkan.
5.      Peran fasilitator dan mediator masih kurang dilakukan secara profesional oleh guru. Hal ini disebabkan oleh kurangnya penguasaan guru terhadap tugasnya ini dalam kondisi pembelajaran yang diinginkan pada kedua model pembelajaran yang dikolaborasikan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Atas dasar itu terhadap kemampuan guru, pengamat memberikan penilaian seperti yang tertuang pada tabel berikut. 
Tabel 4.1
Kemampuan Guru                                                                                                         dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran pada Siklus 1
No.
Indikator Kemampuan
Nilai
Kuantitas
Kualitas
1
Kemampuan menguasai kondisi awal pembelajaran
58
Cukup Mampu
2
Kemampuan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
58
Cukup Mampu
3
Kemampuan memotivasi siswa di awal pembelajaran.
58
Cukup Mampu
4
Kemampuan mengondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
59
Cukup Mampu
5
Kemampuan menyajikan materi pembelajaran
57
Cukup Mampu
6
Kemampuan bertanya kepada siswa dan menjawab pertanyaan dari siswa.
65
Cukup Mampu
7
Kemampuan membimbing dan mengarahkan siswa dalam belajar.
62
Cukup Mampu
8
Kemampuan membahas tugas.
63

9
Kemampuan memberikan penghargaan kepada siswa yang unggul dalam kemampuan memenuhi tuntutan pembelajaran.
65
Cukup Mampu
10
Kemampuan memberi simpulan sehubungan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan kepada siswa.
60
Cukup Mampu
11
Kemampuan melaksanakan evaluasi dan mengawasi jalannya evaluasi.
67
Cukup Mampu
12
Kemampuan memberikan bahan tindak lanjut.
59
Cukup Mampu
13
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran.
63
Cukup Mampu
Jumlah
794

Rata-rata
61,1


Keterangan :                                                                                               
Nilai 76, 00 - 100,00, berarti mampu
Nilai 56,00 -  75,00, berarti cukup mampu
Nilai 26,00 -  55,00, berarti kurang mampu
Nilai 1,00   -  25,00, berarti tidak mampu
Di samping menilai kemampuan guru, pengamat pun menilai aktivitas belajar siswa, baik dilihat dariminat, perhatian, partisipasi, maupun persentasi, seperti tertuang pada tabel berikut


Tabel 4.2                                                                                                       Akltivitas Siswadalam Mengikuti Pembelajaran Siklus 1
No.
Subjek
Minat
Perhatian
Partisipasi
Presentasi
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Subjek 01












2
Subjek 02












3
Subjek 03












4
Subjek 04












5
Subjek 05












6
Subjek 06












7
Subjek 07












8
Subjek 08












9
Subjek 09












10
Subjek 10












11
Subjek 11












12
Subjek 12












13
Subjek 13












14
Subjek 14












15
Subjek 15












16
Subjek 16












17
Subjek 17












18
Subjek 18












19
Subjek 19












20
Subjek 20












21
Subjek 21












22
Subjek 22












23
Subjek 23












24
Subjek 24












25
Subjek 25












26
Subjek 26












27
Subjek 27












Keterangan:
Nilai 4 : Baik                                                                      
Nilai 3 : Cukup Baik
Nilai 2 : Kurang Baik
Nilai 1 : Tidak Baik

       Selain itu, hasil belajar siswa pada siklus I pun mengalami peningkatan. Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan pada aktivitas belajar siswa. Berdasarkan evaluasi siklus I, diperoleh nilai hasil belajar siswa seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1
No.
Nama                            Siswa
Sesudah PTK Siklus 1
Tuntutan 1
Tuntutan 2
NK
1
Subjek 01
20
49
69
2
Subjek 02
18
42
70
3
Subjek 03
17
43
70
4
Subjek 04
16
52
68
5
Subjek 05
20
50
70
6
Subjek 06
20
55
75
7
Subjek 07
18
50
68
8
Subjek 08
15
46
61
9
Subjek 09
20
65
85
10
Subjek 10
20
40
60
11
Subjek 11
19
51
70
12
Subjek 12
15
43
58
13
Subjek 13
20
56
76
14
Subjek 14
23
66
89
15
Subjek 15
13
42
55
16
Subjek 16
13
44
57
17
Subjek 17
13
55
58
18
Subjek 18
24
66
90
19
Subjek 19
14
43
57
20
Subjek 20
13
47
60
21
Subjek 21
14
43
57
22
Subjek 22
13
47
60
23
Subjek 23
20
49
69
24
Subjek 24
18
42
70
25
Subjek 25
17
43
70
26
Subjek 26
16
52
68
27
Subjek 27
20
50
70


Pada tabel di atas, diketahui keseluruhan siswa memperoleh nilai hasil belajar lebih dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yaitu nilai 55.
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran siklus I, telah dilakukan refleksi terhadap kinerja guru dan siswa, yang dilakukan secara kolaborasi antara guru pelaksana tindakan dan pengamat.  Adapun hasilnya, sebagai berikut.
1.      Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingpada siklus I, dinilai cukup baik. Bahkan lebih baik dari sebelumnya.
2.      Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti setiap tahapan pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing pada siklus I, sedikit banyaknya sudah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Meski belum sebaik yang diharapkan, hal ini dapat dimaklumi karena mereka kurang terbiasa mengikuti proses belajar seperti ini. Dari 27 orang siswa, yang sebelumnya diketahui ada 20 orang yang tidak partisipasi, tidak berminat, tidak perhatian, dan tidak bermotivasi meningkat menjadi kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang mampu presentasi. Sementara itu, 7 orang siswa lainnya yang sebelumnya diketahui kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang bermotivasi menjadi cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian, dan cukup mampu presentasi.
3.      Dari 27 orang siswa baru diketahui ada 20 orang (63,15%) yang dinyatakan cukup mampu memenuhi setiap tuntutan pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.  Sementara itu, selebihnya dari mereka, yakni 7 orang siswa (36,85%) dinyatakan kurang mampu memenuhi tuntutan tersebut.
4.      Belum tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih disebabkan karena masing-masing belum terbiasa dengan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar berdasarkan tuntutan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Itu sebabnya, masih ada beberapa orang siswa yang dinilai kurang mampu memenuhi setiap tuntutan pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada PTK siklus II, akan diupayakan hal-hal berikut.
1)      Persiapan guru harus ditingkatkan, terutama dalam memahami langkah-langkah pengelolaan proses pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 
2)      Guru harus mampu mempertahankan dan meningkatkan hal-hal yang sudah cukup baik dalam mengelola proses pembelajaran siklus I. Guru harus mampu meningkatkan partisipasi, minat, perhatian, dan kemampuan siswa dalam presentasi. Hal-hal yang dianjurkan untuk itu, di antaranya mengaktifkan siswa melalui tanya jawab, pemberian tugas secara kelompok, pemberian penghargaan dan sanksi kepada siswa yang layak untuk mendapatkannya.
3)      Kinerja siswa meski meningkat, tetapi belum mencapai harapan, baik dilihat dari partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan presentasi. Hal ini lebih disebabkan oleh karena siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah belajar berdasarkan tuntutan kolaborasi model pembelajaran Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Atas dasar itu, kepada siswa disarankan agar siklus II mulai membiasakan diri dengan langkah-langkah belajar yang diinginkan, dengan mengikuti secara sungguh-sungguh tentang apa yang dianjurkan oleh guru. Selain itu, siswa pun harus:
(1)   miliki persiapan fisik dan mental, agar dapat berkonsentrasi pada langkah-langkah belajar yang akan dijelaskan guru;
(2)   bertanya kepada guru apabila ada di antara langkah-langkah belajar yang kurang dan atau belum dipahami dengan baik;
(3)   belajar secara sungguh-sungguh, yang ditunjukkan dengan cara berpartisipasi secara aktif, pusatkan perhatian pada apa yang sedang dipelajari, minat dan motivasi belajar terus tingkatkan dengan cara fokus pada tujuan yang ingin dicapai setelah mengikuti proses pembelajaran;
(4)   selain itu, berusaha untuk mencapai penghargaan yang akan diberikan guru, dan takutlah dengan sanksi yang akan diberikannya apabila kurang baik dalam proses dan hasil belajar;
(5)   saling belajar dengan baik, karena masing-masing memiliki kelebihan yang sangat diperlukan oleh yang lain;
(6)    berjiwa lapanglah dalam memberi dan menerima masukan yang ditujukan untuk kebaikan.
Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdidasarkan pada hasil refleksi siklus I. Ketentuan ini dapat diikuti dengan baik oleh guru maupun siswa. Pada siklus II ini tidak lagi terlihat adanya siswa yang tinggal diam tidak turut ambil bagian dalam pembelajaran. Banyak siswa yang sebelumnya enggan untuk bertanya sehubungan dengan kekurangpahamannya terhadap materi yang dipelajari, hal ini tidak lagi terjadi. Adanya perubahan aktivitas belajar siswa pada siklus II ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan guru. Hal ini dapat diketahui dari catatan dan hasil penilaian pengamat, seperti rincian berikut.
1.      Aktivitas guru dan siswa pada tahap kegiatan awal, mulai terbiasa dengan langkah-langkah prapembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.   Guru dan siswa sudah tidak merasa kaku lagi, sehingga kegiatan awal dapat berlangsung cukup baik dari sebelumnya (kegiatan awal pada PTK siklus 1).
2.      Guru cukup berhasil memotivasi siswa, dengan cara akan memberikan penghargaan (reward) bagi siapa saja di antara siswanya yang berhasil mencapai hasil belajar lebih baik, dan kepada siswa yang kurang berhasil akan diberikan sanksi berupa pemberian tugas individu yang akan ditentukan nanti setelah proses pembelajaran siklus II berlangsung. Melalui upaya tersebut, ada perubahan pada sikap siswa yang ditunjukkan oleh partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan melakukan presentasi pada tahap pratindakan.
3.      Pada kegiatan inti siklus II, peran guru dan siswa sudah cukup mengenai sasaran. Guru tidak lagi menghabiskan waktu untuk menyajikan materi, melainkan lebih banyak membimbing dan mengarahkan siswa pada proses belajar yang sebenarnya dalam memenuhi tuntutan pembelajaran. Demikian pun dengan proses belajar siswa, tampak lebih baik dari sebelumnya, yang ditunjukkan oleh partisipasi masing-masing, perhatian terhadap penjelasan guru dan tugas, minat dan kemampuan melakukan presentasi. Tidak diketahui lagi adanya siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari yang sebelumnya segan untuk bertanya kepada guru, pada siklus II sudah mulai banyak siswa yang berani bertanya kepada guru, terutama  tentang cara-cara memenuhi tuntutan pembelajaran.
4.      Terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, guru memberikan jalan keluar dengan cara memahamkan siswa pada tuntutan tersebut. Sebelum siswa dapat keluar dari kesulitannya, guru belum beranjak dari tempat duduk siswa yang bersangkutan. Tindakan ini, disambut dengan baik oleh siswa, dan karena itu pula yang bersangkutan dapat belajar lebih baik dalam suasana yang menyenangkan.
5.      Guru sudah mampu menebar pandangan kepada seluruh siswa, yang ditunjukkan oleh perhatiannya pada siapa saja yang menghadapi kesulitan dalam memenuhi tuntutan pembelajaran, maka segeralah ia membantu mencarikan jalan keluarnya hingga lepas dari kesulitan tersebut.
6.      Saat siswa sedang memenuhi tuntutan pembelajaran, guru berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan siswa. Oleh karena itu, proses belajar siswa tampak lebih menyenangkan daripada sebelumnya.
Melengkapi catatan hasil pengamatan di atas, pada tabel berikut ini disertakan penilaian pengamat terhadap kemampuan guru dalam mengelola proses IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 
Tabel 4.4
Kemampuan Guru                                                                                                      dalam Mengelola Pembelajaran Siklus II
No.
Indikator Kemampuan
Nilai
Kuantitas
Kualitas
1
Kemampuan menguasai kondisi awal pembelajaran
74
Cukup Mampu
2
Kemampuan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
75
Cukup Mampu
3
Kemampuan memotivasi siswa di awal pembelajaran.
70
Cukup Mampu
4
Kemampuan mengondisikan siswa untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.
72
Cukup Mampu
5
Kemampuan menyajikan materi pembelajaran
73
Cukup Mampu
6
Kemampuan bertanya kepada siswa dan menjawab pertanyaan dari siswa.
74
Cukup Mampu
7
Kemampuan membimbing dan mengarahkan siswa dalam belajar.
71
Cukup Mampu
8
Kemampuan membahas tugas.
72
Cukup Mampu
9
Kemampuan memberikan penghargaan kepada siswa yang unggul dalam kemampuan memenuhi tuntutan pembelajaran.
75
Cukup Mampu
10
Kemampuan memberi simpulan sehubungan dengan materi pembelajaran yang telah disampaikan kepada siswa.
74
Cukup Mampu
11
Kemampuan melaksanakan evaluasi dan mengawasi jalannya evaluasi.
73
Cukup Mampu
12
Kemampuan memberikan bahan tindak lanjut.
72
Cukup Mampu
13
Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran.
75
Cukup Mampu
Jumlah
950

Rata-rata
73,1

Keterangan :
Nilai 76, 00 - 100,00, berarti mampu
Nilai 56,00 -  75,00, berarti cukup mampu
Nilai 26,00 -  55,00, berarti kurang mampu
Nilai 1,00   -  25,00, berarti tidak mampu

Bukan saja guru yang dinilai kemampuannya, tetapi juga siswa dalam mengikuti jalannya proses pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, baik dilihat dari minat, perhatian, partisipasi, maupun kemampuan melakukan presentasi, seperti tertuang pada tabel berikut.
Tabel 4.5                                                                                                       Aktivitas Siswa                                                                                                              dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus II
No.
Subjek
Minat
Perhatian
Partisipasi
Presentasi
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Subjek 01












2
Subjek 02












3
Subjek 03












4
Subjek 04












5
Subjek 05












6
Subjek 06












7
Subjek 07












8
Subjek 08












9
Subjek 09












10
Subjek 10












11
Subjek 11












12
Subjek 12












13
Subjek 13












14
Subjek 14












15
Subjek 15












16
Subjek 16












17
Subjek 17












18
Subjek 18












19
Subjek 19












20
Subjek 20












21
Subjek 21












22
Subjek 22












23
Subjek 23












24
Subjek 24












25
Subjek 25












26
Subjek 26












27
Subjek 27












Keterangan:
Nilai 4 : Baik
Nilai 3 : Cukup Baik
Nilai 2 : Kurang Baik
Nilai 1 : Tidak Baik
         Selain itu, melalui evaluasi pembelajaran siklus II dapat diketahui nilai kemampuan untuk masing-masing siswa. Dari 27 orang siswa diketahui ada 24 orang (91,17%) yang dinyatakan mampu memenuhi tuntutan pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. Sementara itu selebihnya dari mereka, yakni 3 orang siswa (8,03%) dinyatakan masih cukup mampu.  Adanya nilai yang diperoleh masing-masing siswa pada siklus II, tampak seperti pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklua II
No.
Subjek
Sesudah PTK Siklus II
Tuntutan 1
Tuntutan 2
NK
1
Subjek 01
23
52
75
2
Subjek 02
21
54
75
3
Subjek 03
20
58
78
4
Subjek 04
19
56
75
5
Subjek 05
20
60
80
6
Subjek 06
20
59
79
7
Subjek 07
18
60
78
8
Subjek 08
19
56
75
9
Subjek 09
24
63
87
10
Subjek 10
22
41
63
11
Subjek 11
18
52
70
12
Subjek 12
19
59
78
13
Subjek 13
25
69
94
14
Subjek 14
25
67
92
15
Subjek 15
14
49
63
16
Subjek 16
14
56
70
17
Subjek 17
14
55
69
18
Subjek 18
19
56
75
19
Subjek 19
17
62
79
20
Subjek 20
20
60
80
21
Subjek 21
14
50
64
22
Subjek 22
20
60
80
23
Subjek 23
23
52
75
24
Subjek 24
21
54
75
25
Subjek 25
20
58
78
26
Subjek 26
19
56
75
27
Subjek 27
20
60
80

Berdasarkan hasil refleksi siklus II, dapat diketahui keberhasilan dan kegagalan IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdi siklus II.Adapun hasilnya, sebagai berikut.
1.      Kemampuan guru dalam mengelola proses IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingpada siklus II, diketahui lebih baik dari siklus sebelumnya. Peningkatan kemampuan guru tersebut ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi serta menindaklanjuti hasilnya. Berdasarkan hasil penilaian pengamat, diperoleh rata-rata nilai cukup mampu untuk masing-masing tahap dalam proses pembelajaran tersebut.
2.      Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingpada siklus II, diketahui lebih baik dari siklus sebelumnya. Hal ini diketahui dari partisipasi, minat, perhatian, dan kemampuan melakukan presentasi pada masing-masing siswa yang sebelumnya (pada siklus I) banyak yang kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang mampu presentasi setelah mengikuti proses pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingsiklus II meningkat pada kategori ketiga dan keempat. Dari 27 orang siswa, diketahui ada 25 orang (81,57%) yang sebelumnya kurang partisipasi, kurang berminat, kurang perhatian, dan kurang mampu presentasi meningkat menjadi cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian, dan cukup bermotivasi. Sementara itu, 7 orang siswa (18,43%) lainnya yang sebelumnya diketahui cukup partisipasi, cukup berminat, cukup perhatian, dan cukup mampu presentasi menjadi mampu berpartisipasi, minatnya lebih tinggi, mampu memperhatikan, dan lebih mampu presentasi. Perubahan tersebut didasarkan pada hasil penilaian pengamat, seperti tertuang pada tabel 4.5.
3.      Dari 27 orang siswa diketahui secara keseluruhan dinyatakan tuntas.
4.      Cukup tercapainya target kinerja yang diharapkan, baik oleh guru maupun siswa lebih disebabkan karena masing-masing sudah terbiasa dengan langkah-langkah belajar mengajar IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan langkah-langkah kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing. 
b.      Pembahasan
          Setelah melakukan penelitian dan menganalisis hasilnya, terbuktilah bahwa penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingdalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhandapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa tidak saja terjadi pada siklus II tetapi pada siklus I pun seluruh siswa mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.
          Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada siklus I ditandai oleh partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan melakukan presentasi. Itu sebabnya, hasil belajar masing-masing siswa pada siklus I mencapai kriteria ketuntasan minimal. Namun, hasil tersebut masih dianggap kurang memuaskan bagi guru dan juga siswa. Atas dasar itu, maka dilaksanakan kembali siklus II.  Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I, tidak terlepas dari meningkatnya eksistensi kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing.   
Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kembali terjadi pada proses pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan yang disajikan dengan menggunakan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwingsiklus II. Partisipasi, perhatian, minat, dan kemampuan siswa dalam melakukan presentasi pada siklus II ini, jauh lebih baik daripada siklus I. Sehingga hasil belajarnya pun turut meningkat lebih baik. Bahkan keseluruhan siswa perolehan nilainya melebihi nilai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Hal ini pun tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan hasil usaha guru.
       Dengan demikian, penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhanuntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Ciamis, dinyatakan berakhir pada siklus II. Hal ini karena baik guru maupun siswa sudah merasa puas dengan peningkatan yang terjadi pada siklus II.   
I.       Simpulan
Setelah melakukan serangkaian kegiatan hingga diperoleh data dan kemudian dibahas, akhirnya dapat diambil suatu simpulan untuk menjawab setiap pokok masalah yang diajukan dalam penelitian ini. Simpulan dimaksud, sebagai berikut.
1.      Langkah-langkah penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwinguntuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajayadalam pembelajaran IPS tentang materi ajar mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan, meliputi: (1) menyusun rencana sesuai dengan ketentuan, (2) melaksanakan KBM sesuai dengan rencana, (3) mengevaluasi kemampuan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran, dan (4) menindaklanjuti hasilnya dengan cermat.
2.      Peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan setelah digunakan kolaborasi penggunaan model Quantum Teaching dan Snowball Throwing, terjadi secara bertahap. Peningkatan aktivitas belajar siswa secara bertahap tersebut ditunjukan dalam beberapa hal, seperti partisipasi, minat, dan kemampuan melakukan presentasi. Demikian pun dengan peningkatan hasil belajarnya, secara bertahap mampu ditunjukkan siswa dalam memenuhi setiap tuntutan pembelajaran.
3.      Penggunaan kolaborasi model Quantum Teaching dan Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS tentang materi ajar Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya.
J.      Daftar Pustaka
Bobbi DePorter. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
.... 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kelas di SD, SDLB, SLB Tingkat Dasar, dan MI. Jakarta: Depdiknas.
......2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas.
Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif. Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas.
Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwadi Suhandini. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Lemlit UNNES.
Puskur Balitbang Depdiknas. 2003. Model-model Pembelajaran Efektif. (www.puskur_balitbang_depdiknas.com).upadate 28 Agustus 2007.
Supardi, Suharsimi Arikunto, Suhardjono. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Yakarta: Bumi Aksara.
Tim MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.
Tintin Heryatin. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Quantum dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam Rangka Pengembangan Kurikulum Berbasis Sekolah. Hasil Penelitian. (http://pps.upi.edu/org/ abstrakthesis/abstrakpk/abstrakpk04.html). update 28 Agustus 2007.
Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 2 Sukajaya dalam Pembelajaran IPS Melalui Penggunaan Model Quantum Teaching dan Snowball Throwing